iotechnology is a field of applied biology that involves the use of living organisms and bioprocesses in engineering, technology, medicine and other fields requiring bioproducts. Modern use of similar terms includes genetic engineering as well as cell- and tissue culture technologies. The concept encompasses a wide range of procedures (and history) for modifying living organisms according to human purposes - going back to domestication of animals, cultivation of plants, and "improvements" to these through breeding programs that employ artificial selection and hybridization. By comparison to biotechnology, bioengineering is generally thought of as a related field with its emphasis more on higher systems approaches (not necessarily altering or using biological materials directly) for interfacing with and utilizing living things. The United Nations Convention on Biological Diversity defines biotechnology as:[1]
"Any technological application that uses biological systems, living organisms, or derivatives thereof, to make or modify products or processes for specific use."
Biotechnology draws on the pure biological sciences (genetics, microbiology, animal cell culture, molecular biology, biochemistry, embryology, cell biology) and in many instances is also dependent on knowledge and methods from outside the sphere of biology (chemical engineering, bioprocess engineering, information technology, biorobotics). Conversely, modern biological sciences (including even concepts such as molecular ecology) are intimately entwined and dependent on the methods developed through biotechnology and what is commonly thought of as the life sciences industry.
Sunday, January 30, 2011
biotechnology information media,news
biotechnology information media,news
ISAAA RILIS KAMPANYE “SEJUTA TANGAN PENYEMBUHAN UNTUK MEMBANTU SEMILIAR ORANG KELAPARAN”
Tanggal : 15 October 2010
Pada peringatan Hari Pangan Sedunia, International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) merilis suatu Kampanye Pengetahuan mengenai bioteknologi yang bertajuk “A million healing hands to help a billion hungry”. Disertai satu dekade berbagi pengetahuan, ISAAA merilis profil tinggi Kampanye Pengetahuan guna memenuhi rasa haus akan pengetahuan dalam bidang teknologi tanaman, pangan dan pertanian baik di negara berkembang maupun industri demi memerangi kemiskinan dan kelaparan – suatu tujuan moral yang mulia. Kampanye tersebut bertujuan untuk mengedukasi, menginformasikan dan memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi dan menjadi ujung tombak pengetahuan, mengeliminasi celah pengetahuan serta membangun sebuah jembatan berkesinambungan antara sains dan masyarakat. Pusat Kampanye Pengetahuan ISAAA adalah “orang-orang” – mobilisasi massa dengan sejuta pasang tangan penyembuhan, menawarkan pengetahuan mengenai bioteknologi tanaman, guna membantu 1 miliar orang yang sedang mendertia kemiskinan dan kelaparan. Dalam konteks ini, tema kampanye Pengetahuan ISAAA adalah “A million healing hands to help a billion hungry".
Sesuai dengan semangat Sasaran Pembangunan Milenium PBB untuk memangkas setengah angka kemiskinan dan kelaparan antara tahun 1990 sampai 2015, ISAAA menegaskan kembali komitmennya bagi bioteknologi tanaman dan pengembangan pertanian sebagai kunci dalam mencapai sasaran ini. Diperkirakan bahwa para petani dan buruh di Asia, Afrika dan Amerika Latin mewakili 70% dari miliaran orang miskin di dunia. Dengan demikian, ISAAA menegaskan kembali keyakinan kuatnya atas peran penting pengetahuan berbasis sains tentang bioteknologi tanaman, sebagai kontribusi penting guna menekan kemiskinan dan kelaparan, yang secara moral tidak dapat diterima dalam suatu masyarakat yang adil.
Kampanye Pengetahuan ISAAA mengenai bioteknologi tanaman tersebut dipersembahkan kepada Dr. Norman Borlaug – peraih Nobel perdamaian di tahun 1970 yang merupakan patron pertama ISAAA. Dengan dukungan dan inisiatif penuhnya, ISAAA mendirikan Global Knowledge Center on Crop Biotechnology di tahun 2000 di Filipina dengan node aktif yang disebut Biotechnology Information Centers (BIC) di 24 negara di dunia. Pada tahun 2010, ISAAA dan keluarga global BICnya merayakan satu dekade keberhasilan dalam memimpin berbagi pengetahuan dan pengembangan kemampuan mengenai bioteknologi tanaman guna membantu mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang.
ISAAA telah melembagakan berbagi pengetahuan mengenai bioteknologi tanaman dengan menciptakan dan mendistribusikan newsletter email mingguan - Crop Biotech Update (CBU) – yang membagi pengetahuan mengenai bioteknologi tanaman secara gratis, penting, menghormati hak-hak orang lain untuk membuat keputusan berbasis sains dan pengetahuan. CBU meringkas perkembangan-perkembangan terkini dunia dalam bidang pertanian, pangan dan bioteknologi tanaman yang relevan bagi negara-negara berkembang. CBU kini disebarkan secara mingguan ke lebih dari 850,000 pelanggan di 200 negara - tujuan Kampanye Pengetahuan ISAAA tentang tanaman bioteknologi adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan menjadi 1 juta pada 31 Desember 2010.
Dengan menegaskan kembali misinya bagi pengetahuan, teknologi dan pengentasan kemiskinan, Kampanye Pengetahuan ISAAA tentang bioteknologi tanaman mengharapkan partisipasi publik hanya dengan mendaftar, tanpa biaya atau kewajiban, 1 sampai 5 alamat email, atau lebih sahabat atau rekannya termasuk siswa, untuk undian yang dilakukan setiap minggunya setelah rilis kampanye tersebut pada peringatan Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2010. Tiga pemenang akan dianugerahi sebuah duplikat perunggu dari Medali Emas Kongresional Dr. Norman E. Borlaug tiap minggunya dan disoroti dalam CBU mingguan. Undian terakhir akan dilakukan pada Jumat, 31 Desember 2010 dengan hadiah sebuah netbook untuk mengenali peranan penting elektronik dalam komunikasi, yang akan dimenangi oleh pemenang medali Borlaug dari negara-negara berkembang. ISAAA bertujuan untuk menerangi 1 juta atau lebih pelanggan agar menjadi pembawa obor bagi sains dan teknologi mengenai bioteknologi tanaman dan kontribusi pentingnya untuk mengentaskan kemiskinan, yang disimbolkan dalam moto sederhana dan menarik “A million healing hands to help a billion hungry”.
Sunday, January 23, 2011
Friday, January 21, 2011
HARGA KAKAO TURUN TERUS, PETANI PUSING
MAMUJU, KOMPAS.com - Sebagian besar petani tanaman Kakao di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluh, menyusul harga komoditi unggulan bagi petani di daerah ini sejak beberapa pekan terakhir mulai turun.
Suparman, (42) petani kakao di Mamuju, Minggu (4/7/2010) mengatakan, para petani Kakao di sejumlah kecamatan di Kabupaten Mamuju mulai tidak bersemangat karena terus anjloknya harga coklat di sejumlah pasar di daerah ini.
"Sudah beberapa pekan terakhir ini, harga komoditi Kakao anjlok dari harga normal," katanya.
Harga kakao saat ini hanya sekitar Rp 21.000/kilogram, padahal sebelumnya, harga kakao cukup menguntungkan para petani di daerah ini dengan kisaran sebesar Rp 28.000/kilogram hingga Rp 29.000/kilogram.
"Turunnya harga kakao di pasar tradisional di Mamuju membuat petani Kakao sedikit pusing karena biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk cukup tinggi," katanya.
Dia mengatakan, selain harga komoditi itu jatuh di pasaran, tingkat produksi hasil panen juga cenderung berkurang, karena buah saat memasuki musim panen banyak yang rusak akibat terserang hama.
"Jika berjalan normal maka tingkat produksi hasil panen raya untuk komoditi kakao dapat mencapai ratusan ton, namun, kali ini produksinya turun dua kali lipat akibat terserang penyakit atau hama," katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah yang mencanangkan program gerakan nasional peningkatan mutu dan produksi kakao (Gernas-pro Kakao) tidak hanya dijadikan simbol, namun, diharapkan program ini dapat diimplementasikan ke petani yang ada di Sulbar.
"Selama ini banyak membantu petani melalui program gernas, namun, program ini belum menyentuh secara merata terhadap petani," katanya.
Mestinya, pihak Dinas Perkebunan (Disbun) yang mewadahi petani dapat melakukan pendataan petani kakao, sehingga bantuan itu tersalurkan secara merata kesemua petani yang ada.
"Jangan ada pengecualian, karena petani sangat mengharapkan bantuan itu untuk memenuhi program peningkatan mutu dan produksi kakao," katanya.
Ia juga berharap pemerintah daerah segera menurunkan petugas penyuluh pertanian untuk mendampingi petani kakao yang mayoritas penduduknya bertumpu di bidang pertanian.
"Sekitar 60 persen dari penduduk Sulbar bertumpu pada sektor pertanian tanaman Kakao, sehingga peran pemerintah itu sangat diharapkan dapat membantu secara optimal kepada petani di Sulbar," katanya.
Suparman, (42) petani kakao di Mamuju, Minggu (4/7/2010) mengatakan, para petani Kakao di sejumlah kecamatan di Kabupaten Mamuju mulai tidak bersemangat karena terus anjloknya harga coklat di sejumlah pasar di daerah ini.
"Sudah beberapa pekan terakhir ini, harga komoditi Kakao anjlok dari harga normal," katanya.
Harga kakao saat ini hanya sekitar Rp 21.000/kilogram, padahal sebelumnya, harga kakao cukup menguntungkan para petani di daerah ini dengan kisaran sebesar Rp 28.000/kilogram hingga Rp 29.000/kilogram.
"Turunnya harga kakao di pasar tradisional di Mamuju membuat petani Kakao sedikit pusing karena biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk cukup tinggi," katanya.
Dia mengatakan, selain harga komoditi itu jatuh di pasaran, tingkat produksi hasil panen juga cenderung berkurang, karena buah saat memasuki musim panen banyak yang rusak akibat terserang hama.
"Jika berjalan normal maka tingkat produksi hasil panen raya untuk komoditi kakao dapat mencapai ratusan ton, namun, kali ini produksinya turun dua kali lipat akibat terserang penyakit atau hama," katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah yang mencanangkan program gerakan nasional peningkatan mutu dan produksi kakao (Gernas-pro Kakao) tidak hanya dijadikan simbol, namun, diharapkan program ini dapat diimplementasikan ke petani yang ada di Sulbar.
"Selama ini banyak membantu petani melalui program gernas, namun, program ini belum menyentuh secara merata terhadap petani," katanya.
Mestinya, pihak Dinas Perkebunan (Disbun) yang mewadahi petani dapat melakukan pendataan petani kakao, sehingga bantuan itu tersalurkan secara merata kesemua petani yang ada.
"Jangan ada pengecualian, karena petani sangat mengharapkan bantuan itu untuk memenuhi program peningkatan mutu dan produksi kakao," katanya.
Ia juga berharap pemerintah daerah segera menurunkan petugas penyuluh pertanian untuk mendampingi petani kakao yang mayoritas penduduknya bertumpu di bidang pertanian.
"Sekitar 60 persen dari penduduk Sulbar bertumpu pada sektor pertanian tanaman Kakao, sehingga peran pemerintah itu sangat diharapkan dapat membantu secara optimal kepada petani di Sulbar," katanya.
Konferensi Internasional ke-14 mengenai Riset Komputasional Biologi Molekular
Konferensi Internasional ke-14 mengenai Riset Komputasional Biologi Molekular akan diadakan di Lisbon, Portugal dari 12 sampai 15 Agustus 2010. Acara tersebut merupakan seri keempat belas dalam menjembatani bidang komputasi, ilmu matematika dan biologi. Konferensi itu akan menampilkan pembicara utama oleh para ilmuwan yang unggul dalam ilmu kehidupan, bersama-sama dengan presentasi makalah-makalah penelitian di bidang komputasi biologi.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://kdbio.inesc-id.pt/recomb2010/home.html.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://kdbio.inesc-id.pt/recomb2010/home.html.
Be one of a million helping hands! Spread knowledge and fight hunger!
Be one of a million helping hands! Spread knowledge and fight hunger!
Tanggal : 22 October 2010
Sumber : ISAAA Knowledge Centre
Bergabunglah bersama kampanye kami untuk mencapai 1 Juta pelanggan Crop Biotech Update sampai 31 Desember 2010.
Bekerjasama dengan para pelanggan email mingguan CBU kami, ISAAA bertujuan untuk meningkatkan distribusi global CBU menjadi 1 juta guna menyebarluasakan informasi mengenai bioteknologi tanaman ke lebih banyak orang. Selama 10 minggu kedepan, kami akan menganugerahkan replika perunggu Medali Kongresional Dr. Norman E. Bourlaug ke 30 pelanggan yang beruntung, 3 medali setiap minggunya akan diberikan dimulai pada tanggal 29 Oktober sampai akhir tahun*. Medali perunggu tersebut dicetak oleh Departemen Keuangan Amerika. Dr. Borlaug adalah patron ISAAA dan sepenuhnya mendukung berdirinya Global Knowledge Center on Crop Biotechnology yang mempublikasikan CBU.
Sejalan dengan kebijakan dan mandat ISAAA untuk secara khusus membantu negara-negara berkembang, para pemenang medali yang berasal dari negara berkembang juga layak menerima hadiah utama sebuah Dell Inspiron Mini 10 (atau model sejenis) yang akan diberikan pada bulan Desember 2010. **
Agar memenuhi persyaratan untuk penghargaan medali tersebut, maka sebarkanlah undangan email sederhana dengan menggunakan formulir dibawah ini kepada rekan dan sahabat Anda yang tertarik menjadi pelanggan baru CBU. Semakin banyak undangan yang Anda sebar yang memenuhi persyaratan maka semakin besar kesempatan Anda untuk menang, dan membantu ISAAA dalam memerangi kelaparan melalui berbagi pengetahuan mengenai tanaman biotek yang akan berkontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan kelaparan.
Formulir dan rincian lebih lanjut mengenai penghargaan ini dapat ditemukan di http://www.isaaa.org/kc/cropbiotechupdate/invitepromo/cbu-promo.asp
Bekerjasama dengan para pelanggan email mingguan CBU kami, ISAAA bertujuan untuk meningkatkan distribusi global CBU menjadi 1 juta guna menyebarluasakan informasi mengenai bioteknologi tanaman ke lebih banyak orang. Selama 10 minggu kedepan, kami akan menganugerahkan replika perunggu Medali Kongresional Dr. Norman E. Bourlaug ke 30 pelanggan yang beruntung, 3 medali setiap minggunya akan diberikan dimulai pada tanggal 29 Oktober sampai akhir tahun*. Medali perunggu tersebut dicetak oleh Departemen Keuangan Amerika. Dr. Borlaug adalah patron ISAAA dan sepenuhnya mendukung berdirinya Global Knowledge Center on Crop Biotechnology yang mempublikasikan CBU.
Sejalan dengan kebijakan dan mandat ISAAA untuk secara khusus membantu negara-negara berkembang, para pemenang medali yang berasal dari negara berkembang juga layak menerima hadiah utama sebuah Dell Inspiron Mini 10 (atau model sejenis) yang akan diberikan pada bulan Desember 2010. **
Agar memenuhi persyaratan untuk penghargaan medali tersebut, maka sebarkanlah undangan email sederhana dengan menggunakan formulir dibawah ini kepada rekan dan sahabat Anda yang tertarik menjadi pelanggan baru CBU. Semakin banyak undangan yang Anda sebar yang memenuhi persyaratan maka semakin besar kesempatan Anda untuk menang, dan membantu ISAAA dalam memerangi kelaparan melalui berbagi pengetahuan mengenai tanaman biotek yang akan berkontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan kelaparan.
Formulir dan rincian lebih lanjut mengenai penghargaan ini dapat ditemukan di http://www.isaaa.org/kc/cropbiotechupdate/invitepromo/cbu-promo.asp
IndoBIC (Indonesian Biotechnology Information Centre)
IndoBIC (Indonesian Biotechnology Information Centre) didirikan pada tahun 2003 sebagai hasil kerjasama antara International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) dan Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP).
IndoBIC, sebagai bagian dari jaringan regional melalui BIC, diharapkan mampu memperkuat jaringan yang telah dibuat dan kemitraan yang sedang dibangun. Sambil memfokuskan pada strategi komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi bioteknologi, juga diharapkan mampu menggali lebih jauh sarana-sarana lainnya untuk memperluas pencapaiannya, dan mempertahankan kredibilitasnya sehingga mampu menjadi penghubung regional bagi informasi yang relevan dan akurat tentang bioteknologi pertanian.
IndoBIC, sebagai bagian dari jaringan regional melalui BIC, diharapkan mampu memperkuat jaringan yang telah dibuat dan kemitraan yang sedang dibangun. Sambil memfokuskan pada strategi komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi bioteknologi, juga diharapkan mampu menggali lebih jauh sarana-sarana lainnya untuk memperluas pencapaiannya, dan mempertahankan kredibilitasnya sehingga mampu menjadi penghubung regional bagi informasi yang relevan dan akurat tentang bioteknologi pertanian.
Sunday, January 16, 2011
university of bio medical
university of bio medical, UGM have university fo bio medical, bio tech friendship with germany unyversity
Tuesday, January 4, 2011
Haplotype-resolved genome sequencing of a Gujarati Indian individual
Haplotype-resolved genome sequencing of a Gujarati Indian individual
*
Jacob O Kitzman,
*
Alexandra P MacKenzie,
*
Andrew Adey,
*
Joseph B Hiatt,
*
Rupali P Patwardhan,
*
Peter H Sudmant,
*
Sarah B Ng,
*
Can Alkan,
*
Ruolan Qiu,
*
Evan E Eichler
*
& Jay Shendure
Haplotype information is essential to the complete description and interpretation of genomes1, genetic diversity2 and genetic ancestry3. Although individual human genome sequencing is increasingly routine4, nearly all such genomes are unresolved with respect to haplotype. Here we combine the throughput of massively parallel sequencing5 with the contiguity information provided by large-insert cloning6 to experimentally determine the haplotype-resolved genome of a South Asian individual. A single fosmid library was split into a modest number of pools, each providing ~3% physical coverage of the diploid genome. Sequencing of each pool yielded reads overwhelmingly derived from only one homologous chromosome at any given location. These data were combined with whole-genome shotgun sequence to directly phase 94% of ascertained heterozygous single nucleotide polymorphisms (SNPs) into long haplotype blocks (N50 of 386 kilobases (kbp)). This method also facilitates the analysis of structural variation, for example, to anchor novel insertions7, 8 to specific locations and haplotypes.http://www.nature.com
*
Jacob O Kitzman,
*
Alexandra P MacKenzie,
*
Andrew Adey,
*
Joseph B Hiatt,
*
Rupali P Patwardhan,
*
Peter H Sudmant,
*
Sarah B Ng,
*
Can Alkan,
*
Ruolan Qiu,
*
Evan E Eichler
*
& Jay Shendure
Haplotype information is essential to the complete description and interpretation of genomes1, genetic diversity2 and genetic ancestry3. Although individual human genome sequencing is increasingly routine4, nearly all such genomes are unresolved with respect to haplotype. Here we combine the throughput of massively parallel sequencing5 with the contiguity information provided by large-insert cloning6 to experimentally determine the haplotype-resolved genome of a South Asian individual. A single fosmid library was split into a modest number of pools, each providing ~3% physical coverage of the diploid genome. Sequencing of each pool yielded reads overwhelmingly derived from only one homologous chromosome at any given location. These data were combined with whole-genome shotgun sequence to directly phase 94% of ascertained heterozygous single nucleotide polymorphisms (SNPs) into long haplotype blocks (N50 of 386 kilobases (kbp)). This method also facilitates the analysis of structural variation, for example, to anchor novel insertions7, 8 to specific locations and haplotypes.http://www.nature.com
Subscribe to:
Posts (Atom)